Ullen Sentalu The Experiencing Museum
May 31, 2010 Leave a comment
Pertama kali saya mendengar namanya, saya tidak membayangkan bahwa saya akan melihat (sekaligus merasakan) apa yang saya lihat di sana. Bayangan awal saya malah sebuah gedung tua yang dipenuhi dengan artefak-artefak berdebu yang kerap ditemukan di museum-museum di Indonesia. Benda-benda kuno disusun secara kaku dan saya harus berkeliling-keliling untuk memperhatikannya satu per satu.
Tapi ternyata, sekalai lagi TERNYATA, saya mendapatkan lebih dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Saya mendapatkan pengalaman yang juga tidak saya bayangkan saat saya melihat website-nya di internet. Akhirnya, saya jadi memahami apa yang dimaksud dalam profil Museum yang tertulis di website tersebut. Pengalaman memang tidak dapat sepenuhnya dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Jadi, saya menyimpulkan bahwa Ullen Sentalu adalah museum yang harus dialami, dan tidak cukup dengan diceritakan atau difoto (yang kebetulan sekali dilakukan di sana). Experiencing Museum, itu istilah saya untuk Museum ini. Pertama kali saya menginjakkan kaki di areal Museum seluas 11.990 meter persegi ini, saya segera disambut dengan pemandangan hijau kaki Gunung Merapi dan aroma pegunungan yang juga tidak bisa saya jelaskan dalam tulisan ini. Dan semakin saya menjelajahi isinya, semakin saya kagum dengan keberadaan Museum ini.
Berbeda dengan Museum-museum lain yang dikelola oleh negara, Museum ini adalah Museum yang didirikan dan dikelola oleh pihak swasta yaitu Yayasan Ulating Blencong. Museum Ullen Sentalu mulai dirintis pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, yang merupakan tanggal bersejarah bagi kota Yogyakarta. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dengan penasehat yayasan antara lain: I.S.K.S. Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, serta KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
Museum ini pada dasarnya terbagi menjadi 6 bagian yaitu Ruang Selamat Datang, Ruang Seni Tari dan Gamelan, Guwa Sela Giri, Kampung Kambang, Koridor Retja Landa, serta Ruang Budaya. Plus fasilitas-fasilitas lainnya yaitu Restoran Beukenhof, Taman Kaswargan (dimana bangunan Museum menjadi bagiannya), Djagad Gallery, Artshop dan sebagainya.
Banyak hal unik yang ada di Museum yang sajian utamanya tidak semata-mata artefak-artefak kuno, melainkan berbagai hal intangible yang menjadi bagian dari budaya Jawa antara lain ekspresi, pengetahuan, representasi, praktek dan ketrampilan. Dibanding artefak-artefak yang bersifat kebendaan, nilai-nilai budaya jawa yang intagible adalah bagian yang paling mudah punah atau hilang akibat ditinggalkan oleh pendukung budaya itu sendiri akibat kemajuan teknologi informasi dan globalisasi yang membuka keran westernisasi lebar-lebar. Untuk itulah Museum Ullen Sentalu ada. Untuk mengabadikan sebagian budaya Jawa secara holistik termasuk juga ritual, filosofi dan pemikiran-pemikirannya.
Keunikan Museum ini juga terletak pada bentuk arsitekturnya yang menyerupai labirin dengan display artefak dan memoribilia yang tidak diberikan penjelasan apapun. Jadi, kalau anda tidak mau tersasar dalam Museum ini dan ingin mempelajari keseluruhan isi Museum ini, pastikan anda didampingi oleh tour-guide yang memang disediakan oleh pengelola Museum Ullen Sentalu. Bangunannya sendiri bukanlah bangunan kuno, melainkan bangunan baru yang didisain sedemikian rupa untuk bisa merepresentasikan budaya Jawa. Seluruh layout bangunan dibuat mengikuti kontur tanah Gunung Merapi dan anda bisa menemukan ruang-ruang bawah tanah di tempat ini.
Museum ini memang tidak mengutamakan hal-hal yang tangible atau bersifat kebendaan melainkan mengutamakan penyampaian nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan jawa. Hal ini karena memang dinasti Mataram lebih cenderung menghasilkan budaya yang sifatnya intangible dibanding berupa benda-benda. Sehingga museum ini tidak bersifat monument, melainkan movement. Saat ini, Ullen Sentalu semakin dikembangkan untuk menjadi living-museum dan bukan dead-museum.
Seluruh keunikan ini ditutup dengan keunikan yang lain. Selesai anda menjelajahi seluruh isi Museum ini, anda akan menerima sajian berupa minuman khas Ullen Sentalu. Minuman yang terasa manis gula jawa dengan aroma rempah menyegarkan ini adalah resep rahasia Gusti Kanjeng Ratoe Mas, putri Sultan HB VII yang disunting sebagai permaisuri Raja Surakarta, Sunan PB X. Konon, minuman ini memberi kesehatan dan awet muda. Kapan lagi memuaskan pikiran dengan pengetahuan, memuaskan mata dengan pemandangan indah, dan memuaskan lidah dengan citarasa khas jawa. Dan yang utama, memuaskan batin dalam sebuah perjalanan menuju masa lalu dimana raja-raja jawa masih bertahta. Ullen Sentalu, The Experiencing Museum.